Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Snowden Bongkar Penyadapan Australia ke Warganya Sendiri

Jihad Dwidyasa , Jurnalis-Selasa, 12 Mei 2015 |19:30 WIB
Snowden Bongkar Penyadapan Australia ke Warganya Sendiri
A
A
A

MELBOURNE – Edward Joseph Snowden, mantan kontraktor yang berbalik menjadi whistleblower National Security Agency (NSA), membongkar kedok Australia sebagai dalang penyadapan di negaranya sendiri.

Menurutnya, Australia memata-matai dan menyadap warganya sendiri untuk waktu yang lama. Tindakan Australia telah melewati batas undang-undang tentang Koleksi Metadata meski dengan dalih untuk melindungi warganya dari aksi terorisme.

Snowden membeberkan ulah Pemerintah Australia itu dalam sebuah konferensi di Kota Melbourne. Ia diketahui dapat mengakses sebuah jaringan satelit ketika berada di Kota Moskow, Rusia.

Snowden, yang telah lama menjadi buronan intelijen Amerika Serikat (AS) karena membocorkan penyadapan global yang dilakukan NSA, mengkritik produk hukum terbaru metadata di AS yang memungkinkan pemerintah dan badan-badan intelijen memata-matai warganya sendiri secara terus-menerus.

”Ini berarti mereka memantau semua orang sepanjang waktu. Mereka mengumpulkan informasi dan mereka hanya menempatkannya dalam sebuah jaringan yang kemudian tidak hanya dapat dilacak di Australia, namun dapat dibagi dengan layanan intelijen asing,” lanjutnya.

Snowden kemudian membandingkan sistem penyadapan massal Australia dengan apa yang dilakukan di Inggris. ”Peran Australia dalam pengawasan massal di seluruh dunia mirip dengan program Tempora Inggris. Ini berbahaya,” ujarnya, seperti dilansir Russia Today, Selasa (12/5/2015).

Sebagaimana diketahui, intelijen Australia tergabung dalam jaringan mata-mata dunia “Five Eyes”, yakni kerjasama dalam berbagi data penyadapan global oleh lima intelijen dunia, yaitu Australia, Amerika Serikat, Selandia Baru, Inggris, dan Kanada.

(Muhammad Saifullah )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement