Menanggapi penolakan dari Myanmar, PM Prayut mengatakan Myanmar punya hak untuk tidak menghadiri pertemuan dengan para imigran Rohingya. "Thailand tidak dapat memaksa negara-negara menghadiri pertemuan regional di Bangkok bulan ini untuk membahas bagaimana menyelesaikan krisis imigran Bangladesh dan Rohingya. Setiap negara punya kedaulatannya sendiri," kata dia.
Lebih lagi Prayut menjelaskan, hal yang menjadi kendala adalah cara pandang Myanmar terhadap Rohingya. "Isu kewarganegaraan Rohingya adalah masalah Myanmar. Kita jangan ikut campur dan harus menghormatinya," ujar dia.
Sebagaimana diketahui, dalam sepekan terakhir, sebanyak 2.000 imigran Rohingya dari Myanmar dan Bangladesh terdampar di Pantai Thailand, Indonesia, dan Malaysia. Sementara, sebanyak 6.000 orang lainnya diperkirakan masih telantar di tengah lautan. Pemerintah Thailand dan Malaysia menolak kedatangan mereka dan melepaskan kembali perahu-perahu mereka ke lautan.
(Pamela Sarnia)