Pada perkembangannya sekarang, muncul beberapa ‘agency’, yang kemudian mengkhususkan diri pada penyewaan pacar ke kondangan atau pesta dan acara lain,” lanjut penulis buku ‘Jakarta Undercover’ dan ‘In Bed with Model$’ itu.
Meski diakui EN dan BU bahwa jasa yang mereka jalankan profesional dengan melarang adanya transaksi seks, Emka memaparkan tak menutup kemungkinan layanan seks jadi ketelanjutan bisnis antara pelanggan dan pekerjanya.
“Yang ditakutkan itu, apakah memang pure (murni) jasa menemani atau tidak. Pasalnya ada juga yang sampai menjurus transaksi seks,” tambah Emka.
“Sederhananya jasa escorting (pendamping) seperti itu kemungkinannya terbuka sekali, karena itu kan private. Hak kayak begini juga sebenarnya sudah ada di Jakarta, Bandung. Bahkan yang melibatkan transaksi seks yang memang jadinya negatif. Berujung pada seks yang jadinya jasa sewa pacar (bentuk) prostitusi juga,” tandasnya.
(Randy Wirayudha)