Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Aneh, Rusia Rahasiakan Jumlah Prajurit Gugur

Jihad Dwidyasa , Jurnalis-Jum'at, 29 Mei 2015 |08:35 WIB
Aneh, Rusia Rahasiakan Jumlah Prajurit Gugur
Vladirim Putin (Foto: Reuters)
A
A
A

MOSKOW - Presiden Rusia, Vladimir Putin memutuskan bahwa jumlah prajurit Rusia yang tewas dalam berbagai operasi khusus di seluruh dunia tidak harus diketahui publik. Menurutnya, hal itu merupakan informasi yang masuk kategori rahasia negara.

Juru Bicara (Jubir) Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, mencoba untuk memberikan alasan di balik keputusan Presiden Putin. Menurutnya, hal ini untuk mengembangkan undang-undang kerahasiaan negara.

“Presiden Vladimir Putin memutuskan, semua informasi mengenai gugurnya prajurit Rusia selama operasi khusus harus diklasifikasikan sebagai rahasia negara,” ujar Jubir Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Jumat (29/5/2015).

Sebelumnya, Rusia hanya merahasiakan jumlah prajuritnya yang tewas dalam perang dunia. Banyak pengamat berpendapat, keputusan mendadak yang diambil Presiden Putin ini mengundang banyak pertanyaan.

Pernyataan itu sendiri datang beberapa pekan setelah dikeluarkannya sebuah laporan yang dibuat oleh pihak oposisi Rusia. Dalam laporan tersebut dijelaskan, setidaknya 220 prajurit Rusia telah tewas dalam operasi khusus yang dilaksanakan di Ukraina Timur.

Sebelumnya, sempat muncul juga sebuah laporan yang dibuat oleh aktivis HAM di Moskow, dan kesaksian beberapa prajurit Rusia yang tidak ingin disebutkan identitasnya. Kesaksian tersebut tidak jauh berbeda dari laporan oposisi Pemerintah Rusia.

Berdasarkan pengakuan salah seorang mantan prajurit yang dirahasiakan identitasnya, para prajurit Rusia terus diperintahkan untuk merangsek ke dalam wilayah Ukraina Timur. Bagi mereka yang menolak perintah diancam akan dijebloskan ke dalam penjara.

Kesaksian mantan prajurit Rusia tersebut mementahkan bantahan-bantahan yang kerap dilontarkan Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai keterlibatan mereka dengan kelompok separatis di Ukraina Timur.

(Pamela Sarnia)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement