“Sewaktu saya kembali dari Jawa timur, persis di Jembatan Jurug Solo, saya ditahan, lalu di bawa ke pos Siliwangi. Saya dilucuti, senjata saya diambil. Ternyata karena nama saya Soeharto, saya dikira Mayor Suharto dari batalion di Solo,” beber Soeharto dalam autobiografinya, ‘Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya’.
Soeharto mengaku diinterogasi. Beruntung, tak lama kemudian muncul perwira Siliwangi, Kolonel Sadikin yang mengenalinya. Soeharto pun dibebaskan.
“Lho, mengapa kamu di sini?,” tanya Kolonel Sadikin. Soeharto menjawab, “Saya sendiri tidak tahu mengapa saya ditahan di sini,”.
“Dia teman kita. Letnan Kolonel Soeharto dari Yogya,” seru Kolonel Sadikin pada anak buahnya, seraya memerintahkan Soeharto dibebaskan dan senjatanya dikembalikan.
(Randy Wirayudha)