Meski menelan potongan benda tajam, Aji, begitu dia akrab disapa, tidak merasa kesakitan. Memakan silet baginya sama saja seperti melahap makanan lain pada umumnya.
Namun tentu saja, potongan silet tersebut akan kembali utuh ketika dia buang air besar. Sebab, benda tajam tersebut tidak bisa dicerna oleh tubuh manusia.
Aji mengaku mendapatkan kemampuan tersebut dari ayahnya yang juga merantau ke Bandung sejak 1,5 tahun lalu. Kemampuan tersebut diturunkan ayahnya sekadar untuk berjaga-jaga.
"Di daerah perantauan, apa saja bisa terjadi, sehingga kemampuan ini penting untuk menjaga diri. Namun, kemampuan ini tidak untuk digunakan kriminalitas," tuturnya.
Berbeda dengan aksi debus ataupun pertunjukan lainnya yang membuat pelakunya kerasukan, Aji melakukannya dengan kesadaran penuh. Saat mengunyah silet, dia masih bisa berkomunikasi seperti biasa layaknya orang normal.