"Saat memakan silet, saya 100 persen sadar, tidak kerasukan. Namun, saya tidak merasakan sakit apa-apa," katanya.
Sutarno (49), ayah Aji mengaku menurunkan kemampuannya tersebut kepada anaknya agar bisa melindungi dirinya. Namun dia mengungkapkan, kemampuan tersebut bukan untuk pamer apalagi untuk melakukan aksi kriminalitas.
Untuk memiliki kemampuan tersebut, lanjut Sutarno, harus melalui bimbingan ahli ataupun profesional. Jika tidak, bisa fatal akibatnya.
"Meskipun ini bukan debus atau sihir, tetap harus dibimbing oleh guru yang sudah menguasai kemampuan tersebut," katanya.
Selain itu, Sutarno menambahkan, kemampuan tersebut harus diiringi dengan kerendahan hati dan keyakinan kepada Sang Pencipta yang memberi kekuatan. Sebab jika tidak, kemampuan tersebut perlahan akan hilang dengan sendirinya.
(M Budi Santosa)