Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Politikus PDIP Tolak Pembangunan Monumen Angeline

Puji Sukiswanti , Jurnalis-Minggu, 21 Juni 2015 |18:01 WIB
Politikus PDIP Tolak Pembangunan Monumen Angeline
Politikus PDIP Tolak Pembangunan Monumen Angeline (Foto: Ilustrasi)
A
A
A

DENPASAR - Angeline Margriet Christina Megawe (8) dideklarasikan sebagai ikon perlawanan kekerasan dan penganiayaan terhadap anak oleh Komisi Nasional Perlindungan Anak pada 20 Juni 2015. Bahkan, Komnas PA dalam waktu dekat ini akan membuat sebuah monumen untuk mengenang Angeline dan juga sebagai refleksi perlawanan.

Hal tersebut justru ditentang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bali dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Nyoman Parta. Menurutnya, Angeline tidak perlu dibuatkan monumen terlebih dahulu karena kasus pembunuhan anak kelas II SD itu belum terungkap.

Sehingga, sambungnya, yang penting dalam waktu dekat ini adalah ungkap siapa pembunuh yang sebenarnya, berikut dengan motif pembunuhannya.

“Semua ini harus jelas, sekarang kasus itu masih belum jelas. kita belum tahu siapa di balik pembunuhan ini. Pihak polisi belum mengetahui siapa yang menjadi pembunuhnya, dan kenapa anak ini dibunuh,” kata Parta saat dihubungi via telefon, di Denpasar, Minggu (21/6/2015).

Parta mengatakan, untuk mendirikan sebuah monumen bukanlah hal yang mudah. Selain harus memerlukan lahan, juga memerlukan dana. “Untuk membangun sebuah monumen itu harus ada lahan, belum lagi membuat patung, itu semua memerlukan dana. Angeline bisa dikenang di hati masyarakat, tidak perlu dengan monumen, karena sekarang ini masih mencari kejelasan,” tuturnya.

Bila ada monumen untuk mengenang Angeline, lanjut Nyoman, semuanya harus terang, mulai dari asal usul Angeline hingga kronologis peristiwa yang menewaskan anak berparas ayu. “Ungkap kasus ini dulu, baru yang lain-lainnya menyusul,” tegasnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement