"Tinggal menambahkan helikopter antikapal selam (AKS), tapi secara organisasi kita sudah kaji," ungkap Ade usai sertijab Dispenal di Denma Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (24/6/2015).
Mantan Kasum TNI tersebut menambahkan, TNI AL sempat mempunyai AKS buatan Inggris berjenis Lynx. Namun, dalam upaya pengaktifan kembali, AKS yang akan dipakai berjenis Sea Panther sejumlah 11 unit.
"Tergantung kemampuan dari manukfaktur. Normalnya dia ya mungkin setahun tiga ya," imbuhnya tanpa menyebut target realisasi.
Adapun furngsi helikoipter AKS, lanjut Ade ialah perpanjangan kapal perang setra ditempatkan di heli deck.
Melalui senjata peluru kendali kaliber 60 mm dan 80 mm yang dimiliki TNI AL, membutuhkan target reporting unit. Pasalnya, radar yang ada di kapal perang hanya terbatas dengan cakrawala.