Kedua, pimpinan gereja wilayah Kabupaten Tolikara, Presiden GIDI, Bupati Kabupaten Tolikara, Usman Wanimbo, dan tokoh masyarakat setempat telah menyampaikan maksud pemuda GIDI (Ibadah tidak menggunakan penggeras suara) sejak dua minggu sebelum hari “H” kegiatan seminar dan Hari Raya Idul fitri. Kami menilai, aparat keamanan TNI dan Polri di Kabupaten Tolikara tidak punya itikad baik untuk menjaga keamanan dan ketertibatan masyarakat Tolikara, termasuk umat muslim sendiri.
"Kami sangat menyayangkan lambannya sosialisasi yang dilakukan aparat keamanan kepada warga muslim, sehingga terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Toleransi umat beragama sejak puluhan tahun lalu di Tolikara, dan secara umum di seluruh tanah Papua sangat baik, dan paling baik di Indonesia," terangnya.
Ketiga, yang sangat disayangkan, 12 pemuda tertembak timah panas aparat TNI/Polri saat dalam perjalanan ke musala untuk berdiskusi dengan warga setempat. Satu di antaranya, remaja 15 tahun bernama Endi Wanimbo meninggal dunia. Belum sempat diskusi atau negosiasi dilangsungkan, aparat TNI/Polri sudah mengeluarkan tembakan secara brutal dan membabi buta, sehingga 12 orang tertembak.
"Jadi amukan dan kemarahan masyarakat bukan disebabkan oleh aktivitas ibadah umat muslim, tapi lebih karena tindakan dan perlakukan aparat TNI/Polri, yang tidak membuka ruang demokrasi atau untuk mendiskusikan hal-hal yang baik bagi keberlangsungan ibadah kedua belah pihak," tambahnya.
Keempat, tidak benar masyarakat Tolikara, atau warga gereja GIDI melakukan pembakaran terhadap musala, namun hanya beberapa kios yang dibakar pemuda, dan merembet hingga membakar musala karena dibangun menggunakan kayu, dan berhimpit-himpit dengan kios dan rumah milik warga Papua maupun non-Papua.
"Tindakan spontan yang dilakukan beberapa pemuda membakar beberapa kios ini muncul karena ulah aparat keamanan yang tak bisa menggunakan pendekatan persuasif, tapi menggunakan senjata dan peluru untuk melumpuhkan para pemuda tersebut. Kami minta Kapolri dan Panglima TNI mengusut tuntas penembakan warga sipil oleh aparat keamanan yang menyebabkan 1 orang meninggal dunia dan 11 orang terluka," terangnya.