CANBERRA – Lengsernya Tony Abbott dikaitkan dengan ketidakpuasan anggota parlemen dan warga Australia terhadap gaya kepemimpinannya. Bila membahas kepemimpinan Tony Abbott, tidak akan terlepas dari kontroversi yang dilakukan.
Berikut ini kumpulan kontroversi Tony Abbott selama menjabat sebagai Perdana Menteri Australia, sebagaimana dilansir The Independent, Selasa (15/9/2015):
• Mengedipkan mata kepada host Radio ABC ketika mendapat telefon dari mantan pekerja phone Sex, dan tampaknya Abbott tidak menyadari bahwa acara tersebut sedang direkam melalui video.
• Tony Abbott pernah berkomentar bahwa mantan anggota parlemen Jackie Kellie adalah sosok yang baik, muda, agresif, dan mempunyai sex appeal.
• Abbott berniat mengurangi pembangkit listrik tenaga angin karena percaya batu bara lebih bagus untuk kemanusiaan, dan mengatakan bahwa kincir angin dari pembangkit listrik tersebut berisik.
• Abbott meyakini membantu para perempuan sebagai ibu rumah tangga, dengan cara memotong pajak karbon, akan membuat perempuan fokus mengatur bujet rumah tangga.
• Operasi penguatan perbatasannya adalah salah satu yang paling kontroversial, karena tujuannya menghentikan kapal pencari suaka, bahkan Abbott mengatakan kepada pimpinan Uni Eropa untuk menghentikan kapal para imigran jika ingin menyelasaikan krisis imigran.
• Abbott dalam salah satu pidatonya mengatakan, “Kita harus mempunyai dorongan, fokus, dan kejelasan untuk melawan terorisme, salah satu caranya dengan menghentikan kapal operasi penguatan perbatasan.”
• Abbot pernah sesumbar akan “melabrak” Presiden Rusia Vladimir Putin akibat serangan separatis Ukraina yang dibantu Rusia menjatuhkan pesawat MH17 hingga mengakibatkan 38 warga Australia meninggal dunia. Namun di beberapa pertemuan, Abbott dan Putin dilaporkan berbicara dengan nada hormat.
• Terakhir tidak lupa komentar Abbott terhadap tindakan Indonesia yang akan mengeksekusi Myuran Sukumaran dan Andrew Chan dengan menyampaikan bahwa Indonesia “utang budi” kepada Australia karena bantuan tsunami Aceh. Komentarnya ini membuat marah warga Indonesia.
(Hendra Mujiraharja)