ALFIAN (28) tampak serius di depan laptopnya. Sesekali melongok catatan di buku saku yang berisi hasil wawancaranya dengan nara sumber, kemudian lanjut mengetik di warung kopi Sekber Jurnalis, Banda Aceh.
“Honor bulan kemarin belum dikirim dari kantor, tapi kita tetap kirim berita, harus profesional,” ujarnya wartawan sebuah portal berita nasional itu sambil menyelesaikan naskah beritanya, akhir Agustus lalu.
Untuk mengirim berita ke redaksinya, Alfian mengandalkan layanan internet di warung kopi. Cukup dengan membeli voucher dan minuman di sana. Namun akhir-akhir ini ia bingung memenuhi biaya itu.
Uang di kantongnya kian menipis, sementara gajinya jatah Juli 2015 belum juga dibayar. Padahal Agustus hampir berakhir. “Udah keseringan bayaran enggak tepat waktu. Harus berutang dulu sana-sini, pas gaji turun bayar. Persis kek lagu Roma, gali lubang tutup lubang,” keluhnya.