JAKARTA - Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 898 rute Jakarta-Makasar mengalami keterlambatan (delay) parah, di mana saharusnya take off pada Sabtu 21 November kemarin sekira pukul 05.00 WIB namun baru bisa lepas landas pukul 23.00 WIB malam harinya.
Alhasil, kericuhan pun tak terelakan di Bandara Soekarno-Hatta antara penumpang dengan pihak manajemen Lion Air.
Saat dikonfirmasi soal ini, anggota Komisi V DPR Miryam S Haryani mengatakan, pemerintah khusunya Menteri Perhubungan (Menhub), Ignasius Jonan sudah tidak boleh menolerir lagi persoalan pesawat yang delay secara tidak wajar.
"Karena hal ini sudah menganggu aktivitas masyarakat banyak," ujar Miryam kepada Okezone, melalui sebuah perbincangan di Jakarta, Minggu (22/11/2015).
Ketua DPP Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) ini menambahkan, bukan sekarang saja persoalan delay ini terjadi, bahkan kata dia, pihaknya sudah mendapat banyak aduan dari masyarakat tentang seringnya maskapai Lion Air delay.
"Secara logika dengan maskapai yang tersedia sangat banyak sangat tidak mungkin delay-nya sampai lebih dari 3-4 jam," katanya.
Oleh sebab itu, Menhub Ignasius Jonan kata dia, harus turun melakukan investigasi menyeluruh atas masalah ini. Kata dia, apabila memang ada yang tidak beres dengan maskapai ini maka harus diambil tindakan tegas.
"Tindakan tegas mulai dari pencabutan izin rute penerbangan, bahkan kalau perlu cabut izin operasional hingga persoalan yang ada di internal Lion Air selesai," tegasnya.
Namun, apabila pemerintah terus memberi toleransi kepada pihak Lion Air, maka akan menjadi preseden buruk bagi penerbangan Indonesia. "Tentu kalau begini yang akan jadi korban tidak lain adalah masyarakat pengguna layanan jasa penerbangan," pungkas Ketua Umum Srikandi Partai Hanura itu.
Sekadar informasi, keterlambatan pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 898 rute Jakarta-Makasar yang terjadi di Bandara Soekarno-Hatta hingga menyebabkan kericuhan di kalangan penumpang berbuntut panjang.
Staf Khusus Menteri Perhubungan, Hadi M Djuardi mengatakan, pihaknya sudah sampai mengirim surat peringatan pertama kepada maskapai penerbangan berlogo singa terbang itu.
Sementara di lain pihak, manajemen maskapai penerbangan Lion Air akhirnya menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan (delay) pesawat dengan nomor penerbangan JT 898 rute Jakarta-Makassar berujung kisruh penumpangnya yang terjadi di Bandara Soekarno-Hatta Sabtu, 21 November kemarin.
"Pada tanggal 21 November 2015 telah terjadi delay penerbangan jurusan CGK-UPG dengan nomor penerbangan JT 898 di mana kami melakukan pergantian tipe pesawat dari narrow body menjadi wide body," ujar Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait.
Namun kata dia, dalam proses pengurusan izin penerbangan (flight approval), telah terjadi miskoordinasi di internal, sehingga menyebabkan jadwal penerbangan tidak bisa dilakukan sebagaimana yang telah ditetapkan.
"Atas kejadian ini kami mohon maaf kepada para penumpang kami atas kejadian tersebut," tandas Edward.
(Rizka Diputra)