NEW YORK – Setiap setahun sekali pada hari Kamis keempat di bulan November, masyarakat Amerika Serikat (AS) selalu antusias merayakan Hari Thanksgiving. Meski ancaman terorisme tetap ada, masyarakat “Negeri Paman Sam” tetap merayakannya dengan gegap gempita.
Seperti yang terjadi di Kota New York, di mana Parade Thanksgiving nan meriah, tetap diramaikan sekira 3,5 juta masyarakat setempat. Akan tetapi, terdapat penjagaan ketat di semua sudut kota berjuluk “Big Apple” tersebut.
Ketatnya pengamanan bahkan turut dirasakan para warga asing yang baru datang via jalur udara, seperti yang dialami Anne Marie Sheehy, warga Inggris yang sengaja ingin melihat perayaan Thanksgiving langsung di AS bersama rekannya, Paula Deegan.
“Pengamanan sangat ketat di New York sejak Anda datang di Bandara,” sebut Sheehy yang mengaku berasal dari Kota Liverpool itu, dilansir Reuters, Jumat (27/11/2015).
Sebelumnya, Presiden AS, Barack Obama sudah “menjamin” bahwa agen-agen intelijen AS bakal memastikan perayaan Thanksgiving berjalan dengan lancar dan aman. Hal itu jadi “pegangan” buat warga AS sendiri untuk tidak takut merayakan hari libur itu di tempat-tempat umum.
“Kita tinggal di dalam masyarakat yang selalu ketar-ketir (terhadap ancaman teror). Tapi hampir di mana pun Anda, akan selalu ada ancaman. Karena yang terjadi, terjadilah. Anda tak bisa menghentikannya,” timpal warga AS yang turut menonton parade, Jacqueline Williams.
(Randy Wirayudha)