Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Bupati Purwakarta Klarifikasi Tudingan Penistaan Agama

Didin Jalaludin , Jurnalis-Senin, 30 November 2015 |23:47 WIB
Bupati Purwakarta Klarifikasi Tudingan Penistaan Agama
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi (Foto: Ilustrasi)
A
A
A

Dia tinggal bersama neneknya dan setiap hari bekerja sebagai kernet mobil yang mengangkut rongsokan. Cara bicara Aliando yang saat itu masih berusia 14 tahun memang berbeda dengan anak-anak lainnya.

"Logat sunda Aliando memang kasar. Selain hidup di jalanan, logat sunda sebelah utara memang agak berbeda. Saya saat itu mencoba memahami psikologisnya dulu agar dia bisa sedikit santai dan saya ajak dia bercanda. Saat itu, kalimat kasar yang saya sampaikan bukan dari emosi, tapi datang dari goyonan yang menebarkan keceriaan," kata Dedi.

Dedi menyayangkan video yang diunggah dalam akun milik FPI tersebut hanya penggalan bercandanya saja. Padahal, ada adegan yang mengharukan. Aliando yang saat itu tampak beringas dan liar mendadak menangis tersungkur setelah mendengar nasehat bupati. Bahkan bupati pun memberikannya sejumlah uang untuk membeli kambing dan dipelihara.

"Katanya setelah itu, Aliando mendadak menjadi anak yang penurut. Itu kabar yang saya terima. Bukan saya enggak terima dikritik, tapi caranya bukan begitu. Itu fitnah yang tidak berdasar. untuk itu hari ini saya luruskan," ujar Dedi.

Sementara itu, Neri (70), nenek Aliando membenarkan kalau saat ini cucunya mendadak menjadi anak yang penurut. Awalnya sebelum bertemu bupati dalam acara budaya itu, Aliando sering melawan dan susah untuk dinasihati. Bahkan, Aliando saat ini sangat menyayangi dirinya dan sering membantu untuk menambah keuangan keluarga.

"Aliando sudah ditinggal sama orangtuanya sejak kecil. Ayahnya kerja sebagai tukang parkir. Sejak Ayahnya ini menikah lagi cucu saya ini memang bisa dibilang diterlantarkan," ujar Neri yang setiap hari bekerja sebagai pemulung dan buruh cuci pakaian tersebut.

Pada kesempatan tersebut, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi membuat kesepakatan agar Aliando bisa sekolah, karena di tempat tinggalnya Aliando hanya bekerja sebagai pedagang es keliling di sekolah dengan upah Rp50 ribu per minggu, Dedi meminta agar Aliando bekerja bersih-bersih di lingkungan kantor Pemda Purwakarta dengan gaji Rp2 juta.

Selain itu, Aliando juga diminta untuk belajar seni bersama tim yang ada di Purwakarta. "Ya, saya mau Pak Bupati," timpal Aliando menjawab permintaan Dedi Mulyadi.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement