Kedua, sistem perawatan pesawat dan analisis di perusahaan yang belum optimal mengakibatkan tidak terselesaikannya masalah berulang. Sebab, kejadian yang sama terjadi sebanyak empat kali dalam penerbangan.
Ketiga, awak pesawat melaksanakan prosedur sesuai ECAM pada tiga gangguan awal. Namun, setelah gangguan keempat, FDR mencatat indikasi yang berbeda. Indikasi ini serupa dengan kondisi di mana CB direset sehingga berakibat terjadinya pemutusan arus listrik pada FAC.
Keempat, terputusnya arus listrik FAC menyebabkan autopilot disengage, flight control logic berupa dari normal law ke alternate law, dan rudder bergerak 2 derajat ke kiri. Kondisi ini mengakibatkan pesawat berguling mencapai sudut 54 derajat.
Terakhir, pengendalian pesawat selanjutnya secara manual pada alternate law telah menempatkan pesawat dalam kondisi 'upset' dan 'stall' secara berkepanjangan sehingga berada di luar batas-batas penerbangan yang dapat dikendalikan oleh awak pesawat.
(Arief Setyadi )