LJUBLJANA – Slovenia bagaikan melawan arus. Di saat warga negara Eropa lain berupaya melegalkan pernikahan sejenis, warga negara Balkan itu menolak hal itu melalui sebuah referendum. Penolakan tersebut mengulangi referendum serupa yang pernah diadakan pada 2012.
Lebih dari dua per tiga warga menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) yang menyatakan pernikahan sejenis setara dengan pernikahan antara laki-laki dengan perempuan. RUU tersebut sudah dibahas oleh Parlemen Slovenia sejak Maret 2015.
Namun, pihak oposisi menentang RUU tersebut sebelum ada pernikahan sejenis berlangsung di Slovenia. Penolakan dilakukan oleh barisan konservatif utamanya pada butir hukum mengenai adopsi anak oleh pasangan sejenis.
“Hasil ini menyajikan kemenangan bagi anak-anak kita,” ujar seorang anggota grup Children Are At Stake, Ales Primc, dilansir BBC, Senin (21/12/2015).
Konservatif Slovenia didukung oleh Paus Fransiskus. Kardinal asal Argentina itu menyerukan negara-negara mayoritas Katolik untuk mengembalikan keluarga sebagai titik acuan struktural bagi kehidupan masyarakat. Namun, anggota parlemen yang berasal dari partai beraliran kiri, optimis kekalahan ini hanya sementara.