JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Jusuf Kalla (JK) adalah duo nakhoda rezim pemerintahan saat ini.
Namun, keduanya sering tak sejalan dalam memberikan sikap. Hal itu lantas dinilai sebagai tanda ketidakharmonisan keduanya dalam setahun belakangan.
Pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai, soal kekompakan ini perlu jadi bahan evaluasi bagi keduanya di tahun mendatang. Jika tidak, pemerintahan akan terombang-ambing dalam ketidakpastian.
"Nampaknya kekompakan jarang terlihat di publik, itu pekerjaan rumah paling penting menurut saya," kata Hendri saat berbincang dengan Okezone, di Jakarta, Senin (21/12/2015) malam.
Jokowi-JK kata dia, memang kerap kali berseberangan pandangan. Pertama, tentang penangkapan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Jika Jokowi meminta Novel untuk tidak ditahan, JK malah menganggap posisi Bareskrim Polri serba salah antara menangkap atau tidak.
Perbedaan lainnya terjadi beberapa waktu sebelum reshuffle jilid pertama terjadi. Jika Jokowi tak mau berkomentar atau membocorkan tentang ada atau tidaknya kocok ulang Kabinet Kerja, JK malah sudah mengindikasikan reshuffle secara kentara ke awak media meski tidak mengungkap detail identitas menteri yang dicopot.
(Rizka Diputra)