3. Alexander Litvinenko (1962 – 2006)
Alexander Valterovich Litvinenko ialah seorang mantan agen intelijen KGB dan Federal Security Service (FSB) Rusia yang tewas pada 23 November 2006. Ia membelot ke Inggris dan bekerja untuk dinas intelijen MI6.
Litvinenko menghembuskan nafas terakhirnya tiga pekan pasca-bertemu dua agen rahasia Rusia di Hotel Millennium, Kota London, pada November 2006.
Kepolisian Inggris mendapati unsur radioaktif Polonium-210 di dalam cangkir teh yang diminum Litvinenko. Dua orang Rusia, Andrei Lugovoi dan Dmitry Kovtun, akhirnya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut.
Namun, mereka menolak tudingan itu. Mantan Kepala Komando Antiteroris Kepolisian Metropolitan London, Peter Clarke, membenarkan jika kematian Litvinenko tidak wajar.
4. Ibnu Emir Al-Khattab (1969-2002)
Samir Saleh Abdullah Al-Suwailem alias Emir Khattab adalah seorang gerilyawan muslim dan bekerja sebagai penasihat keuangan dalam perjuangan Mujahidin Chechnya. Ia turut andil dalam pertempuran Chechnya I dan Perang Chechnya II.
Emir Khattab ditemukan meregang nyawa pada 20 Maret 2002 silam. Ia diduga tewas akibat racun yang terbungkus dalam surat yang dikirimkan kurir suruhan agen Rusia (FSB).
Kurir pembunuh tersebut belakangan diketahui seorang agen ganda yang dikenal dengan nama Ibrahim Alauri, yang bekerja untuk FSB. Pihak Rusia dituding telah menyiapkan racun tersebut selama enam bulan lamanya.
Menurut pakar racun di Moskow dan London, amplop surat itu diduga kuat telah disemprot zat neurotoksin. Cara kerja zat itu ialah menyerap secara cepat ke dalam tubuh melalui kulit dan menyebabkan serangan jantung sehingga membuat korbannya kesulitan bernapas
Ibrahim akhirnya ditemukan tewas di Baku, sebuah wilayah di Azerbaijan atas perintah Shamil Salmanovich Bashayev.