Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kenakan Hijab, Gadis Ini Menjaga Mimpinya Menjadi Balerina

Rahman Asmardika , Jurnalis-Kamis, 04 Februari 2016 |00:00 WIB
Kenakan Hijab, Gadis Ini Menjaga Mimpinya Menjadi Balerina
Stephanie Kurlow ingin terus menari balet dengan hijabnya. (Foto: Stephanie Kurlow)
A
A
A

SYDNEY – Seorang gadis muslim bermimpi untuk menunjukkan kepada dunia bahwa agama yang dianutnya tidak menghalanginya mencapai cita-citanya untuk menjadi seorang penari balet atau balerina.

Stephanie Kurlow dari Sydney, Australia, memeluk Islam bersama dengan ayah, ibu dan adik-adiknya pada 2010. Setelah berpindah keyakinan, gadis berusia 14 tahun itu merasa dia harus berhenti menari balet yang telah ditekuni sejak usia dua tahun.

Dia mencoba untuk mengenakan hijab dan mengikuti kelas menari di Sydney, akan tetapi tidak ada sekolah yang mau menerimanya. Semua penolakan itu tidak membuatnya patah arang, Stephanie yang berinspirasi dari tokoh-tokoh perempuan muslim lainnya bertekad untuk berjuang dan mendobrak batasan-batasan yang menghalangi muslimah lainnya di seluruh dunia.

“Hijab sangat penting bagi saya karena merupakan bagian dari siapa saya dan merepresentasikan agama indah yang saya cintai,” kata Stephanie kepada Mashable, Kamis (4/2/2016).

“Yang saya inginkan adalah menyebarkan keindahan dari seni balet yang luar biasa dan menginspirasi anak muda lainnya yang mungkin tidak percaya diri untuk mengikuti mimpi mereka karena pakaian yang mereka kenakan, kepercayaan agama, atau kurangnya kesempatan,” lanjutnya.

Untuk mewujudkan mimpinya menjadi balerina profesional, Stephanie memulai sebuah penggalangan dana dan berusaha mengumpulkan USD10 ribu untuk membiayai sekolahnya, kebutuhan, dan biaya pendaftaran kompetisi selama setahun.

Dia yakin jika menerima latihan yang baik dia dapat membagi pengetahuan dan kemampuannya pada gadis-gadis lain yang memiliki aspirasi yang sama. Setelah berlatih, dia ingin membuka sekolah balet yang dapat memenuhi kebutuhan kelompok penari balet yang berbeda-beda.

“Saya ingin menjadi penari balet profesional dan mendapatkan kualifikasi saya sehingga saya dapat membuka sekolah seni tari yang dapat menampung anak-anak dan muda-mudi dari berbagai keyakinan, ras, dan latar belakang,” ujarnya.

Rencana yang diutarakannya memang sebuah mimpi yang besar bagi seorang gadis berusia 14 tahun. Namun, Stephanie yang dilahirkan dari seorang ayah berkebangsaan Australia dan ibu berkebangsaan Rusia itu mengatakan dia juga berusaha meningkatkan kesadaran mengenai isu yang dihadapi banyak orang di dalam masyarakat.

Baginya bagaimanapun nantinya, apakah dia berhasil mencapai cita-citanya atau tidak, dia merasa senang telah memberikan suaranya ke dalam diskusi mengenai masalah ini.

“Saya tidak mau orang-orang dilihat dari pakaian yang mereka pakai, saya ingin mereka dilihat sebagai sebagai dirinya dan bagaimana mereka ingin mengubah dunia,” pungkasnya.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement