"Waktu kejadian si Mirna mau diambil dan dibawa ke tukang klinik yang di atas. Dia dengan tenangnya begini (saling memegang semua jarinya). Mungkin dia megang itu barang (sianida). Setelah itu dia begitu aja, dia duduk. Lihat ke atas (CCTV) ngapain coba? Naluri sebagai ayah tahu (Jessica yang membunuh Mirna). Orang lain enggak ngerti," kisahnya.
Diketahui saat pertama kali Mirna ambruk Jessica tidak segera memberikan upaya pertolongan, malahan Dokter Joshua lah yang memberikan penanganan medis pertama terhadap Mirna di Klinik Damayanti Grand Indonesia (GI). Joshua menegaskan, Mirna tidak memiliki latar belakang penyakit yang berbahaya.
"Usia pasien (Mirna) juga masih muda, tidak seperti orang ayan, stroke, atau jantungan, hanya pingsan biasa saja, tidak ada tanda-tanda yang mengerikan kalau dia akan meninggal begitu cepat," katanya kepada wartawan di Klinik Damayanti, Jumat 8 Januari 2016.
Saat memeriksa kondisi korban, Joshua menyatakan tidak ada kelainan secara fisik, bahkan kondisi Mirna normal seperti orang pada umumnya.
"Denyut nadi 80 kali per menit dan itu normal, pernapasannya juga 16 kali per menit normal," tambahnya.
(Muhammad Sabarudin Rachmat (Okezone))