Mereka paham bahwa tujuan pemerintah sebenarnya baik, yakni untuk mengurangi angka kriminalitas, terutama yang terkait kekerasan seksual di negaranya. Akan tetapi, aturan ini menyulitkan PSK mendapat order. Demikian juga sebaliknya, pelanggan terancam hukuman, sehingga takut pergi ke tempat lokalisasi apalagi mendatangi mereka di tempat umum.
“Kebijakan ini malah membuat kami semakin berada dalam bahaya. Sekarang perempuan-perempuan ini yang harus mengetuk dari satu pintu ke pintu lainnya supaya dapat penghasilan. Ini lebih bahaya, karena kita tidak tahu siapa yang akan kita temui, atau tempat seperti apa yang kita datangi,” ungkap Pye Jakobson (45), pensiunan PSK yang tinggal di Stockholm, Swedia, sebagaimana dikutip dari Independent, Sabtu (6/2/2016).
Foto: Buzz Feed
Silvia (35), pelaku prostitusi asal Bulgaria yang bekerja di jalan-jalan Norwegia setuju bahwa kebijakan yang baru justru menimbulkan masalah.
“Sebelumnya, kami tidak perlu pergi jauh bersama pelanggan. Kita bisa melakukannya di tempat parkir terdekat. Tapi sekarang, konsumen maunya ‘begituan’ di tempat sepi yang jauh dari keramaian, karena mereka takut,” ujar dia.
Menurutnya, itu malah lebih berisiko karena mereka bisa saja dibawa ke tempat berbahaya, ditinggalkan di jalan sepi, dimana tak ada orang yang bisa menolongnya, setelah selesai bercinta atau hal buruk lainnya.