Ketidakpuasan juga dirasakan oleh Diva Miranda, pekerja tuna susila dari Finlandia yang mengaku seminggu bisa mendapatkan 10 sampai 20 pelanggan.
"Beberapa warga yang taat hukum, kemungkinan besar akan lebih memilih untuk berhenti menggunakan jasa saya. Dan itu sama sekali tidak menyenangkan," pungkasnya.
Menanggapi protes tersebut, polisi membantah hukum prostitusi yang baru lebih membahayakan.
“Prostitusi adalah bisnis yang berbahaya di negara manapun di dunia. Meski yang sudah melegalkannya secara penuh sekalipun,” tukas Kajsa Wahlberg, kepala detektif kepolisian nasional Swedia.
Wahlberg percaya, semakin sedikit perempuan yang berkecimpung di industri yang diharamkan itu, semakin sedikit pula aksi kekerasan.
“Sejak aturan itu diterapkan, tingkat kekerasan berkurang. Terutama sangat efektif mengatasi perdagangan manusia,” tambahnya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar PSK memprotes keras kebijakan baru tersebut. Meski begitu, tidak sedikit juga yang menyatakan dukungannya.
“Buat saya sih, aturan itu bagus. Bisa mencegah pelanggan meminta lebih banyak dari yang sanggup ia bayar. Kalau mereka macam-macam, saya bisa mengadu ke polisi. (Kalau mereka kabur,) saya tinggal kasih plat nomor mobilnya,” papar Tina (24), PSK asal Roma yang biasa menjajakan jasanya di pusat kota Oslo.
(Silviana Dharma)