ABUJA – Keadaan anak-anak yang kurus kering, tanpa baju, dan busung lapar banyak terjadi di negara-negara Afrika, salah satunya Nigeria. Kondisi itu bukan hanya karena krisis berkepanjangan di dalam negeri yang menyebabkan mereka kekurangan gizi.
Video yang baru-baru ini beredar di dunia maya mengungkap anak-anak itu sengaja dibiarkan mati kelaparan oleh sanak keluarganya sendiri. Penyebabnya, anak-anak tersebut dianggap sebagai penyihir.
Rekaman memilukan itu menyoroti seorang anak Nigeria berusia dua tahun yang kondisinya bagai tulang berbalut kulit saja, meminta belas kasihan di pinggir jalan.
Tak seorang pun membantunya hingga seorang perempuan berkebangsaan Denmark, Anja Ringgren Loven, turun dari mobilnya dan menghampiri bocah malang tersebut.
Ia memberikan anak laki-laki yang kemudian dinamai Hope itu makanan dan memuaskan dahaganya dengan sebotol air mineral yang ia bawa.

Dengan penuh kasih, perempuan bertato itu memboyongnya ke rumah sakit. Setelah menyelimutinya dengan secerca kain batik dominan warna coklat.
“Saya sering melihat hal seperti ini di Nigeria selama tiga tahun lebih. Karena itulah saya mengelola badan amal dan hijrah ke Afrika,” tulisnya dalam sebuah pesan di akun Facebook-nya, sebagaimana dilansir Express, Selasa (16/2/2016).
Loven dan suaminya David Emmanuel Umen mulai mendirikan rumah yatim-piatu pada akhir Januari 2016. Hope adalah salah satu anak yang mereka selamatkan dan dibagikan kisahnya melalui media sosial.
“Ribuan anak (seperti Hope), dituduh sebagai penyihir dan kami melihat mereka disiksa, meninggal dan hidup dalam ketakutan yang amat sangat,” terangnya.
Setelah menjalani perawatan selama beberapa minggu, kondisi kesehatan Hope mulai membaik. Ia mulai agak berisi, jauh dibandingkan saat pertama kali ditemukan.

Berkat bantuan para donatur yang tergugah dengan video yang diunggahnya, biaya rumah sakit Hope bisa terbayarkan.
“Hari ini, dia sudah bisa duduk sendiri dan tersenyum kepada kami. Dia benar-benar anak laki-laki yang kuat,” ujar perempuan berambut pirang tersebut.
(Silviana Dharma)