“Itu tempat serupa yang biasa jadi tempat anak-anak menggelar pesta,” ungkap pelanggan tersebut, sebagaimana disitat Daily Star, Senin (21/3/2016).
“Saya tidak akan mau anak-anak saya duduk di bangku yang ada di film (porno) itu, atau bermain boling lagi di tempat itu, setelah tahu dijadikan tempat syuting porno,” imbuhnya.
Sementara pihak pengelola, mengaku tidak tahu-menahu tentang syuting film porno itu. Menurut Martin Parsonage, perwakilan penyewaan arena PLS Complex, proses syuting film “biru” itu disebut dilakukan diam-diam, tanpa sepengetahuan pihaknya.
“Saya akan menemukan orang yang bertanggung jawab atas hal ini. Tapi saya tahu takkan ada yang bisa nama baik kami atau PSL menjadi buruk, karena saya tahu bahwa kami tidak terlibat dalam hal ini,” timpal Parsonage.
(Randy Wirayudha)