Pocong Minta Minum Hebohkan Warga Karanganyar
KARANGANYAR - Sudah sepekan warga Karang, Kaliboto, Mojogedang, Karanganyar, Jawa Tengah dihebohkan dengan isu penampakan pocong. Sosok pocong itu diduga kerap mengetuk pintu rumah warga untuk meminta minum demi menghilangkan rasa panas yang dirasakannya.
Kabar adanya pocong itu pertama kali mencuat melalui media sosial. Dalam sebuah foto yang diunggah netizen, terlihat penampakan pocong tengah terbang dan mengetuk pintu rumah seorang warga. Foto lainnya juga menampilkan pocong tengah tertidur di atas sebuah makam di antara nisan-nisan area pemakaman milik salah satu ormas keagamaan.
Setelah heboh isu ini, Okezone mengecek langsung pemakaman muslim tersebut, ternyata tak ada batu nisan di sana layaknya yang tersaji di foto. Yang ada hanya gundukan tanah dan pohon sebagai penanda makam.
Karena penasaran, warga pun berduyun-duyun ingin melihat sosok pocong di pemakaman itu. Mereka bukan saja dari Mojogedang, tapi juga ada yang dari Boyolali, Sragen, Wonogiri, dan lainnya.
Banyaknya warga yang memadati pemakaman muslim yang berada di Dusun Karang, Desa Kaliboto itu memaksa polisi turun langsung membubarkan massa. Bahkan, Kapolres Karanganyar sendiri yang memimpin pembubaran.
Darto, seorang warga Sambungmacan, Sragen, mengaku sengaja datang ke Kaliboto karena penasaran terhadap sosok mahluk itu. Ia sudah tiga malam sengaja begadang di jalan masuk ke pemakaman itu hanya untuk melihat sosok pocong tersebut.
"Saya terus terang penasaran terhadap sosok pocong ini. Sudah tiga hari, setiap malam saya bergadang di areal makam ini untuk melihat pocong. Tapi, terus terang sampai saat ini belum berhasil," papar Darto saat ditemui di area pemakaman, Jumat (6/5/2016).
Namun, ada juga warga Mojogedang yang tak percaya dengan kabar penampakan pocong itu. Parwiro misalnya, Warga Pojok, Mojogedang itu malah heran dengan isu yang tak jelas sumbernya tersebut.
Sebab sepengetahuannya, kabar adanya penampakan pocong itu mulanya berasal dari salah satu warga Karang yang kondisi kejiwaannya diragukan.
Menurutnya, cerita bermula pada suatu malam, ada ibu-ibu pulang dari masjid seusai salat Isya tanpa melepas mukena yang dikenakannya hingga ke rumah. Kebetulan di Desa Karang sendiri lampu penerang masih minim jumlahnya. Ibu tersebut kemudian bertemu dengan seorang warga.
"Karena suasana gelap, pria yang dalam kondisi stres tersebut terkejut melihat ada warna putih berjalan di tengah kegelapan. Padahal, itu ibu-ibu yang baru pulang dari rumah. Awalnya itu, tapi saya sendiri tidak tahu kalau jadinya berbeda," pungkasnya.
(Salman Mardira)
