Sementara itu, Amidror memprediksi bahwa Iran akan bergerak untuk membuat sebuah bom nuklir menjelang akhir perjanjian nuklir yang disepakati Iran dengan enam kekuatan dunia (Amerika Serikat, Rusia, China, Inggris, Prancis dan Jerman).
”Pada prinsipnya, Iran bisa pergi (mendapatkan senjata) nuklir dan dari sudut pandang Israel, ini merupakan ancaman bagi eksistensi,” kata Amidror. "Kami tidak akan membiarkan ini terjadi.”
Polemik nuklir Iran bukanlah poin perdebatan dua mantan pejabat itu. Mereka semula berdebat soal nasib Palestina, di mana Faisal menegaskan rakyat Palestina berhak memiliki negara sendiri. Sedangkan Amidror menyatakan bahwa Israel menolak didikte negara-negara Arab dan minta dunia Arab membawa Palestina ke meja perundingan untuk duduk bersama dengan Israel.
(Wikanto Arungbudoyo)