Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Dilaporkan ke Polres Sragen, FPI Minta Maaf

Agregasi Solopos , Jurnalis-Selasa, 17 Mei 2016 |13:04 WIB
Dilaporkan ke Polres Sragen, FPI Minta Maaf
Ilustrasi
A
A
A

SRAGEN – Anggap terjadi kesalahpahaman, Front Pembela Islam (FPI) akhirnya meminta maaf kepada seorang siswi SMA di Sragen, berinsial IJ (16), yang telah dimaki dengan kata kasar oleh oknum anggota ormas Islam tersebut.

Permintaan maaf disampaikan FPI kepada IJ dan kedua orangtuanya dalam mediasi yang digagas oleh Dandim 0725/Sragen, Lekol (Inf) Denny Marantika.

“Rencananya mediasi itu akan digelar di rumah saya. Namun, Pak Dandim menghubungi saya kalau mereka (FPI) ingin bertemu dengan keluarga saya di tempat yang lebih netral. Oleh sebab itu, mediasi akhirnya digelar di Makodim,” kata ayah IJ, Rohadi, seperti dikutip dari Solopos.com, Selasa (17/5/2016).

Dalam pertemuan tersebut, selain IJ dan kedua orangtuanya, hadir pula Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) FPI Soloraya, Choirul, dan Ketua DPC FPI Sragen, Mala Kunaefi.

Dalam kesempatan itu, Mala meminta maaf secara pribadi kepada IJ dan kedua orangtuanya, apabila ada perkataan yang tidak pantas untuk diucapkan. Permintaan maaf kepada IJ dan kedua orangtuanya juga disampaikan Choirul. Sementara, Rohadi bersama istri dan anaknya menerima permintaan maaf pimpinan FPI tersebut.

”Bagi saya yang penting ada niat baik dari mereka untuk meminta maaf. Saya hanya orang kecil, mereka semua ustad yang terkenal. Tidak sulit bagi saya untuk memaafkan mereka. Saya hanya berpesan supaya mereka berhati-hati dalam bicara. Terkadang niat baik bisa jadi salah kaprah kalau dilakukan dengan cara yang tidak pas. Ini bisa menjadi pelajaran untuk kita semua,” kata Rohadi.

Dalam kesempatan tersebut, diungkapkan jika IJ akan mencabut laporannya ke Polres Sragen. Namun, lantaran dia masih berada di luar kota untuk mendaftar kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri, IJ urung mencabut laporan itu. ”Rencananya, anak saya akan segera mencabut laporan itu,” ujarnya.

Sementara, Choirul mengatakan, pertemuan itu merupakan hasil mediasi yang dilakukan Dandim Sragen. Mediasi itu bertujuan memperbaiki kesalahpahaman yang terjadi pada acara perayaan kelulusan sekolah di Alun-Alun Sasana Langen Putro.

”Musyawarah itu dilakukan dengan niat tidak untuk mencari kesalahan, tetapi dengan niat untuk memperbaiki kesalahpahaman,” jelas Choirul.

Dia mengakui antara FPI dan keluarga IJ sudah saling memaafkan. Dia menuding ada kepentingan politik di balik perayaan kelulusan sekolah itu.

”Ada kepentingan politik dari seorang pejabat negara untuk mendongkrak popularitas kedudukannya. Ini merupakan pelanggaran kode etik sebagai pejabat negara,” ujarnya.

(Fransiskus Dasa Saputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement