MENJELANG pemilihan pendahuluan (primary) penentuan di California pada Rabu 7 Juni 2016 (Kamis 8 Juni 2016 waktu Amerika Serikat), nama Hillary Clinton disebut-sebut sebagai perempuan kedua dari 100 yang paling berpengaruh di dunia pada 2016 versi Majalah Forbes.
Torehan yang hanya terpaut satu tangga di bawah Kanselir Jerman Angela Merkel itu otomatis semakin melambungkan kiprah positifnya di bursa persaingan kursi orang nomor satu di Negeri Paman Sam.
Lagipula, siapa yang tidak kenal Hillary Rodham Clinton? Ia adalah ibu negara dari presiden ke-42 Amerika Serikat Bill Clinton. Hillary dua periode mendampingi suaminya, dan dirinya sendiri berkarier sebagai Senator New York.
Ia pernah menghadapi masalah besar dalam rumah tangganya. Sang suami terjerat skandal perselingkuhan dengan perempuan muda pekerja magang di Gedung Putih, Monica Lewinsky, pada 1998. Saat itu Bill sedang mengemban jabatan periode kedua sebagai presiden. Dia menjadi presiden kedua AS yang dimakzulkan parlemen, tetapi akhirnya terbukti tidak bersalah dan boleh meneruskan jabatannya. Rumah tangga pasangan ini pun terselamatkan.
Terlepas dari skandal seksnya dengan perempuan muda, Bill Clinton memiliki reputasi yang baik selama masa kepemimpinannya. Dia terkenal merakyat di kalangan Afrika-Amerika karena membawa perkembangan ekonomi merata terlama sepanjang sejarah AS.
Di kancah internasional, namanya juga termasyhur dalam misi-misi perdamaian. Sebut saja, di antaranya ke Bosnia, yang tercabik oleh perang dan ke Irak, yang saat itu tengah dibombardir setelah Saddam Hussein menghentikan inspeksi PBB atas bukti-bukti keberadaan senjata nuklir, kimia dan biologis.
Mantan Gubernur Arkansas itu juga menjadi tokoh global dalam pengembangan NATO, perdagangan internasional yang lebih terbuka, serta kampanye global anti-narkoba dan kebebasan ala AS.
Semua kiprah gemilang sang suami, terciprat ke Hillary. Sehingga pengamat politik AS dari Universitas Indonesia (UI), Suzie Sudarman, pernah mengatakan kepada Okezone jika Bill Clinton campur tangan dalam kampanye Hillary tahun ini dipastikan perempuan berpengaruh kedua di dunia versi majalah Forbes 2016 itu akan memenangkan kontes politik AS tahun ini.
Kriteria kedua yang layak menempatkan Hillary Clinton dalam urutan kedua perempuan paling berpengaruh di dunia ialah perannya sebagai menteri luar negeri AS pada periode pertama kepemimpinan Presiden Barack Obama.
Dalam dunia politik modern, rasanya tidak ada perempuan lain yang mampu menandingi jam terbang Hillary. Lahir di Chicago, Illinois pada 26 Oktober 1947, Hillary mengawali kariernya sebagai seorang pengacara, setelah lulus dari Sekolah Hukum Yale pada 1973.
Dua tahun kemudian menikah dengan Bill Clinton. Lalu menjadi rekan perempuan pertama di Firma Hukum Rose pada 1979. Pada masa itu saja, dia sudah dua kali tercatat sebagai salah seorang dari 100 pengacara paling berpengaruh di AS.
Berlanjut selama menjadi ibu negara bagian Arkansas, dia aktif dalam kegiatan organisasi terkait kesejahteran anak-anak, serta menjadi anggota direksi Wal Mart dan beberapa perusahaan lainnya. Ketika menjadi ibu negara AS, ia juga andil memprakarsai layanan kesehatan anak-anak dan keluarga. Akan tetapi, inisiatif terbesarnya itu gagal disetujui Kongres pada 1994.
Beberapa penyelidikan terkait masa kepresidenan suaminya, pernah ia hadapi. Ia dipanggil menjadi saksi dan menjawab tuduhan-tuduhan yang ditudingkan kepada dia dan suaminya.
Jadi menyoal kebijakan dalam negeri dia sudah berpengalaman delapan tahun saat menduduki jabatan senator. Lalu kebijakan luar negeri, dia juga sudah paham betul seluk-beluknya selama menjabat sebagai ibu negara selama delapan tahun pula dan menlu AS, kurang lebih empat tahun.
Kini, ketika dia memutuskan untuk melangkah ke jenjang karier kenegaraan yang lebih tinggi. Hillary terus menjulang sebagai kandidat favorit dari Partai Demokrat. Dan besok, di California adalah hari penentuan baginya untuk secara resmi menantang kandidat presiden AS dari Republik Donald Trump pada pemilihan presiden 8 November 2016.
Jika pada November keluar sebagai pemenang, dapat dipastikan Hillary Clinton akan mencetakkan namanya sebagai perempuan presiden AS pertama. Bisa jadi, pada 2017, Hillary mendepak kedigdayaan Merkel, sebagaimana dia menduduki jabatan sebagai orang nomor satu di negeri adidaya.
(Silviana Dharma)