SELAIN perempuan pertama Presiden Taiwan Tsai Ing-wen yang pemerintahannya masih seumur jagung tetapi sudah diakui sebagai perempuan paling berpengaruh di dunia, ada Perdana Menteri Skotlandia, yakni Nicola Ferguson Sturgeon di urutan ke-50.
Mirror, Jumat (10/6/2016), bahkan mengaku terkejut dengan masuknya Sturgeon ke dalam kategori tersebut. Sebab, nama Samantha Sheffield, istri Perdana Menteri Inggris David Cameron, yang aktif sebagai duta besar kampanye Save the Children, saja tidak ada dalam daftar 100 perempuan paling berpengaruh di dunia versi Majalah Forbes tersebut.
Sementara Ratu Elizabeth II masih lebih juara, dengan menempati posisi 29 dari 100 perempuan berpengaruh dan 11 dari 26 perempuan pemimpin politik. Posisi tersebut dengan demikian menobatkan Sturgeon sebagai perempuan paling berpengaruh kedua se-Britania Raya.
Sekilas tentang Sturgeon. Ia adalah politisi Partai Skotlandia Nasional (SNP) kelahiran Irvine, 19 Juli 1970. Dia adalah anak tertua dari tiga bersaudara, yang semuanya perempuan. Menempuh studi hukum di Universitas Glasgow, ia memperoleh gelar sarjananya pada 1992 dan menjalani pelatihan hingga mendapat sertifikat untuk membuka praktik pengacara beberapa tahun kemudian.
Ia kemudian bergabung menjadi kader partai mulai 1986. Tahun pertama, dia masuk dalam keanggotaan Kampanye Pelucutan Senjata Nuklir. Kurang dari lima tahun, Sturgeon sudah dipercayakan menjadi wakil ketua untuk Rapat Pemuda dan urusan publik.