Selain berjuang untuk pemisahan seutuhnya dari Inggris, Sturgeon juga dikenal vokal menyuarakan kampanye Brexit, yang mendukung keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Pada November 2015, jajak pendapat YouGov dengan 30.000 responden asal Skotlandia bahkan menempatkan dia sebagai sosok paling populer dan dikagumi secara luas. Dengan perbandingan, Ratu Elizabeth II hanya berada di posisi kelima.
Menanggapi keterpilihan PM mereka dalam jajaran 100 perempuan paling berpengaruh di dunia, juru bicara pemerintah Skotlandia berkomentar, “daftar perempuan paling berpengaruh di Forbes merupakan pengakuan penting atas kinerja PM kami dan kancah Skotlandia sebagai bangsa di panggung internasional.”
Di antaranya, pengakuan terhadap kontribusinya dalam perdebatan internasional mengenai kebijakan domestik dan luar negeri, serta isu-isu HAM, perubahan iklim dan Referendum Uni Eropa.
(Silviana Dharma)