WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, mengutuk penembakan massal di klub gay di Orlando yang merenggut 50 orang dan melukai 53 lainnya. Obama menyebutnya sebagai pembantaian paling mengerikan atau terseram dalam sejarah AS.
Banyaknya korban tewas dalam serangan di Orlando ini melampaui jumlah korban tewas dalam pembantaian di Tech University Virginia tahun 2007 yang mencapai 32 orang.
Penembakan massal di klub gay Pulse, Orlando, oleh Omar Mateen, 27, warga AS keturunan Afghanistan terjadi pada Minggu pukul 02.00 pagi waktu AS atau semalam WIB.
“Serangan di Orlando adalah penembakan paling mematikan dalam sejarah Amerika,” kata Presiden Obama.
”Tidak ada penilaian definitif tentang motivasi yang tepat dari si pembunuh,” lanjut Obama kepada wartawan di Gedung Putih, seperti dikutip Reuters, Senin (13/6/2016). “Yang jelas, dia adalah orang yang penuh dengan kebencian.”