Kapal pertama dari kelas ini dikabarkan melakukan pelayaran perdananya pada 9 April 1981, di mana pelayaran tersebut dilakukan oleh kapal bernama Wismar yang notabene saat ini sudah digunakan oleh Indonesia dan diberi nama KRI Sutanto-377.
KRI Imam Bonjol sendiri sebelum dibeli oleh Indonesia, masih bernama GDR Teterow dan mulai masuk ke dalam jajaran alat utama sistem pertahanan (alutsista) milik Jerman Timur pada 27 Januari 1984.
Namun, pasca-runtuhnya Uni Soviet dan unifikasi Jerman, dilaporkan 16 kapal korvet Kelas Parchim dibeli oleh Indonesia pada 1992.
Kesepakatan pembelian kapal-kapal tersebut dikabarkan diusahakan oleh B.J Habibie yang saat itu masih menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) RI pada era itu.
Pada kesepakatan tersebut, Indonesia mengeluarkan dana sekira USD12,7 juta untuk mendapatkan 16 kapal korvet Kelas Parchim, 14 kapal Kelas Frosch serta 9 kapal Kelas Kondor (penyapu ranjau laut).
Namun, sebelum digunakan sepenuhnya oleh TNI AL, kapal-kapal Kelas Parchim tersebut mengalami beberapa modifikasi serta rehabilitasi secara signifikan. Di mana modifikasi tersebut berakhir dengan penggantian nama kapal-kapal itu menjadi kapal Kelas Kapitan Pattimura.