“Di London ada banyak masjid. Untuk satu masjid saja ada 10 ribu jamaah. Sehingga tidak bisa seperti di sini, salat sekali saja. Kami bisa salat berjamaah itu empat sampai lima kali dalam sehari. Biasanya di masjid lokal saya ada Salat Id jam tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, dan sebelas. Dan pada setiap ceramah atau dakwah bisa dibawakan dalam lima bahasa sehari,” tuturnya.
“Masjid tempat saya biasa salat di North West London, saya kira dibawakan dalam beberapa bahasa, antara lain Inggris, Arab, Afghan, Urdu, dan ada Somali juga. Menarik bukan?” tambahnya.
Pada tahun ini, Dubes Moazzam sendiri bersama istri dan anak perempuannya, serta rekan kerja di Kedubes Inggris mengadakan Salat Id di Masjid Sunda Kelapa. Namun jika sedang berlebaran di London, pria keturunan Pakistan ini mengungkap, biasanya akan pergi berziarah, menyekar ke makam orangtuanya di Makkah.
Akan tetapi, dia tidak akan melakukan hal itu pada Lebaran tahun ini. Rencananya mungkin September 2016, baru menyekar ke makam ayahnya dan pulang ke London. Sementara Lebaran kali ini, dia habiskan dengan singgah dari satu open house ke open house lainnya.
(Silviana Dharma)