“Ini adalah peringatan hari anak pertama yang dilakukan di luar kompleks Istana Negara,” ujarnya.
Ia menjelaskan saat ini ada 87 juta anak Indonesia atau sekira 34 persen dari total jumlah penduduk. Jumlah tersebut harus menjadi keuntungan bagi masa depan Indonesia. Caranya dengan melindungi, mendidik, membimbing mereka menjadi orang Indonesia dewasa yang produktif, kompetitif dan bersaing dengan negara lain dan kreatif.
Secara khusus Puan Maharani berharap tema yang diangkat dalam peringatan Hari Anak Nasional kali ini menjadi motivasi bagi semua orang untuk melindungi dan manjamin hak anak-anak. Hak-hak anak antara lain, hak bermain, hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak, hak untuk mendapatkan nama, identitas dan alamat yang jelas, hak untuk berkembang, bertumbuh menjadi manusia yang sehat, hak untuk mendapat perlindungan.
Dalam rangka itu pula, pemerintah hingga saat ini sudah meluncurkan 17 juta Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan 92 juta Kartu Indonesia Sehat (KIS) guna menjamin anak-anak kurang beruntung tetap memiliki akses pendidikan yang layak. Selain itu juga memperkuat undang-undang pemberatan hukuman dan pemberian hukuman tambahan bagi pelaku kejahatan seksual terhadap anak.
Pada kesempatan tersebut, Puan juga mengkampanyekan Gerakan Berlian (Gerakan Bersama Lindungi Anak) yang disimbolkan dengan penggunaan dan pengangkatan payung merah putih. Payung tak hanya melindungi diri dari hujan dan terik matahari, namun kata Puan, juga menjadi simbol yang melindungi anak-anak Indonesia. “Maka payungnya merah putih. Artinya, Indonesia melindungi seluruh anak Indonesia,” katanya.
(Susi Fatimah)