ANKARA – Pasca-kudeta militer, Presiden Erdogan terus mengambil langkah tegas dan strategis untuk membersihkan orang-orang di balik aksi kudeta. Baru-baru ini, Pemerintah Turki mengeluarkan dekrit untuk menutup ribuan sekolah swasta, badan amal dan lembaga lainnya.
Kebijakan tersebut merupakan buntut dari diberlakukannya keadaan darurat setelah kegagalan kudeta militer. Selain itu, petugas keamanan Turki juga menahan keponakan ulama Muslim terkemuka yang berbasis di AS, Fethullah Gulen. Penahanan itu karena ia diduga terkait dengan aksi kudeta militer.
Penutupan sekolah dan lembaga amal karena institusi tersebut dicurigai memiliki hubungan dengan Fethullah Gulen. Selama ini, pengikuti Gulen di Turki memang diketahui tersebar dalam sejumlah institusi baik kehakiman, kepolisian dan juga pendidikan. Demikian sebagaimana dilansir Reuters, Minggu (24/7/2016).
Kendati demikian, tindakan keras Pemerintah Turki ini dikritik oleh sejumlah pihak. Presiden Erdogan dikhawatirkan menggunakan kudeta militer sebagai alasan untuk melancarkan serangan membabi buta terhadap lawan politik.
Pembersihan yang dilakukan mencakup Asosiasi Hakim dan Jaksa (YARSAV) dan kelompok sekuler pengkritik hukum peradilan baru-baru ini yang disusun Partai AKP Erdogan.