MOSKWA – Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) berhasil menggagalkan penyelundupan senjata dan aksi sabotase dari Ukraina di Semenanjung Crimea pada akhir pekan lalu. Atas insiden tersebut, Perdana Menteri (PM) Dmitry Medvedev mengancam akan memutus hubungan diplomatik dengan Ukraina.
(Baca juga: Rusia Gagalkan Rencana Serangan Teror Ukraina di Crimea)
Ancaman itu dikeluarkan setelah Presiden Vladimir Putin menuduh Ukraina berencana melakukan serangan teror di Crimea yang dianeksasi Moskwa dari Kiev pada 2014. Bagi Medvedev, opsi pemutusan hubungan diplomatik bisa saja diambil jika konflik Crimea memburuk.
(Baca juga: Putin: Ukraina Memilih Terorisme untuk Selesaikan Konflik Crimea)
“Saya tidak mau mengakhirinya dengan cara seperti ini, tetapi jika tidak ada cara lain untuk merubah situasi, presiden (Putin) bisa saja mengambil keputusan tersebut,” terang Medvedev dalam situs resmi pemerintah Rusia, seperti dimuat Reuters, Sabtu (13/8/2016).
Pada awal Agustus, Ukraina menolak kandidat Duta Besar (dubes) Rusia di Kiev setelah dubes Ukraina di Moskwa mengundurkan diri pada Juli lalu. Langkah tersebut dipandang Negeri Beruang Merah sebagai upaya memutus hubungan diplomatik.
FSB pada awal pekan lalu berhasil menyita bahan peledak, ranjau, amunisi, granat, dan senjata khusus yang hanya digunakan pasukan khusus Ukraina di Crimea. FSB juga berhasil membongkar jaringan mata-mata Ukraina yang beroperasi di wilayah pesisir Laut Hitam tersebut.
(Wikanto Arungbudoyo)