KRIMEA – Presiden Rusia Vladimir Putin hari ini, Sabtu 20 Agustus 2016, tiba di Krimea, Ukraina. Kedatangan itu merupakan pertama kalinya setelah terjadi ketegangan di Semenanjung Laut Hitam di Sevastopol, Ukraina, dua tahun lalu.
Sebelumnya Putin menuduh Kiev telah berusaha melakukan serangan bersenjata ke negaranya. Oleh karena itu, pria berjuluk Gray Cardinal tersebut akan mengunjungi forum pemuda dan memimpin rapat dewan keamanan di sana untuk membahas ketegangan itu dan berharap konflik lama ini dapat diatasi dengan akal sehat.
“Saya berharap bahwa ini tidak akan menjadi pilihan terakhir, dan akal sehat akan menang. Kami juga tidak akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Ukraina, meskipun otoritas di sana tidak mau lagi berdiplomasi dengan kami di tingkat kedutaan besar. (Bagaimanapun) kami tetap akan mengembangkan kerjasama yang baik (dengan Kiev),” tegas Putin, sebagaimana dilansir Fox News, Sabtu (20/8/2016).
Setelah menduga kelompok penyabotase tentara Ukraina berusaha masuk ke wilayah Rusia, Putin memerintahkan seluruh mitra Rusia yang ada di Kiev untuk meningkatkan keamanan. Ia yakin keputusan tersebut dapat berhasil, sebab itu merupakan cara lama yang sering digunakan dan membuahkan hasil.
Konflik di Semenanjung Krimea memanas setelah Dinas Keamanan Federal Rusia melaporkan bahwa telah terjadi tindakan serangan sabotase di kawasan tersebut. Kejadian itu membuat Putin menyebut Ukraina sudah beralih ke praktik “terorisme”.
Namun, Presiden Ukraina Petro Poroshenko membantah tudingan Rusia tersebut. Dalam sebuah pernyataan, pria yang baru saja melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia itu menegaskan Kiev mengutuk keras segala aksi terorisme.
(Silviana Dharma)