Putin, Merkel, Hollande Bertemu di China Bahas Ukraina
MOSKWA – Pemimpin Rusia, Jerman, dan Prancis telah setuju untuk membahas masalah Ukraina di sela-sela Konferensi G-20 di China pada 4-5 September 2016. Kabar tersebut diungkapkan oleh Kremlin, Istana Kepresidenan Rusia.
Tensi antara Negeri Beruang Merah dengan Ukraina meningkat akhir-akhir ini. Kedua negara sama-sama berusaha memperkuat pengaruh mereka di Semenanjung Crimea. Meningkatnya tensi itu menimbulkan kekhawatiran pembatalan perjanjian gencatan senjata di Minsk pada Februari 2015.
Seperti dimuat Reuters, Rabu (24/8/2016), Presiden Vladimir Putin berbicara langsung lewat sambungan telefon dengan Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Francois Hollande. Kepada keduanya, Putin menegaskan provokasi yang dilakukan oleh Ukraina di Crimea.
Juru Bicara (jubir) Pemerintah Jerman mengatakan ketiga pemimpin sama-sama menyerukan keprihatinan mereka terhadap kemungkinan pelanggaran perjanjian gencatan senjata di Donbass, Ukraina. Merkel dan Hollande sama-sama menekan Putin untuk meredakan ketegangan.
“Ada kesepakatan bahwa kemajuan sangat dibutuhkan dan secara khusus stabilisasi gencatan senjata harus tercapai,” ujar jubir yang tidak diketahui namanya itu. Jerman dan Prancis diketahui sebagai penengah bagi Ukraina dan Rusia dalam Perjanjian Minsk.
Sementara itu, Presiden Ukraina Petro Poroshenko tidak menutup kemungkinan penerbitan status darurat militer. Ia juga tidak segan-segan memobilisasi militer ke Donbass dan Crimea jika konflik antara pasukan pemerintah dengan kelompok separatis terus memburuk.
(Wikanto Arungbudoyo)
