Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Bencana Alam Terparah di 2016

Emirald Julio , Jurnalis-Jum'at, 26 Agustus 2016 |16:03 WIB
Bencana Alam Terparah di 2016
Keadaan Kota Amatrice pascagempa (Foto: Time.com)
A
A
A

KORBAN bencana gempa Italia berskala 6,2 skala richter (SR) belum semua berhasil dievakuasi dari reruntuhan bangunan. Setidaknya, tremor lempeng bumi ini telah merenggut 250 korban jiwa, ratusan orang terluka dan ratusan lainnya masih hilang.

Musibah ini menambah panjang daftar bencana alam yang terjadi sepanjang 2016. Banjir, tornado hingga gempa datang silih berganti dan menyebabkan penderitaan di berbagai negara. Okezone, Jumat (26/8/2016) merangkum beberapa bencana terparah dari jumlah korban ataupun dampak kerusakan di penjuru dunia.

Gempa Taiwan

Gempa Taiwan terjadi pada 6 Februari 2016 dengan kekuatan 6,4 skala Richter dengan pusat gempa tercatat di kedalaman 23 kilometer. Bencana ini dinyatakan terparah yang pernah mengguncang Taiwan sejak gempa yang terjadi pada 1999.

Dalam bencana kali ini, setidaknya 117 orang tewas dan banyak apartemen serta sarana pra-sarana publik rusak. Rata-rata penyebab korban tewas adalah tertimpa bangunan. Pasalnya, 115 korban tewas menghembuskan napas terakhirnya ketika apartemen Weiguan Jinlong di Kota Tainan roboh.

Insiden ini juga membuat otoritas keamanan Taiwan menggelar investigasi besar-besaran untuk melihat apakah terdapat indikasi human error yang menyebabkan ratusan orang tersebut kehilangan nyawanya. Penyelidikan tersebut berakhir dengan penangkapan para pimpinan dari perusahaan Weiguan karena dianggap telah lalai pada saat membangun apartemen Weiguan Jinlong sehingga ratusan orang menjadi korban.

Banjir India

Hujan deras sejak Juli membuat India terendam banjir. Tingginya curah hujan membuat sejumlah sungai, termasuk Sungai Suci Gangga dan anak-anak sungainya meluap. Sedikitnya 300 orang menjadi korban tewas dalam musibah banjir bandang tersebut.

Air bah mengakibatkan lebih dari enam juta orang di negara bagian Madhya Pradesh, Bihar, Uttar Pradesh, Rajasthan, dan Uttarakhand mengungsi ke kamp-kamp darurat. Banjir juga merusak jalan serta mengganggu pasokan listrik dan jalur komunikasi.

Bihar menjadi wilayah dengan jumlah korban jiwa terbanyak.Dilaporkan, 120 orang kehilangan nyawanya akibat terjangan banjir. Sementara di Uttar Pradesh, 43 orang tewas.

Akibat banjir bandang di Madhya Pradesh sejak Juni, setidaknya 70 orang meninggal dunia. Selain itu, lebih dari 40 ribu rumah hancur hingga menyebabkan 20 ribu orang dievakuasi ke kamp-kamp darurat.

Banjir China

Hujan deras yang terus turun di China bagian selatan pada pertengahan Juni 2016 telah menyebabkan banjir parah di beberapa titik. Area yang berada di dekat Sungai Yangtze dan Sungai Huai menjadi lokasi dengan dampak terparah.

Diperkirakan 32 juta orang menjadi korban terjangan banjir tersebut. Banjir di China dikabarkan telah menelan korban jiwa lebih dari 300 orang.

Banjir ini juga menyebabkan lahan pertanian seluas 280 ribu hektar hancur dan kerusakan tersebut diperkirakan telah menyebabkan China mengalami kerugian sekira USD22 miliar atau Rp291,06 kuadriliun. Banjir ini dilaporkan masuk ke dalam kategori banjir terparah yang pernah terjadi di Negeri Tirai Bambu.

Banjir Louisiana, Amerika Serikat (AS)

Hujan deras yang terus turun di wilayah Louisiana selama Agustus 2016 telah menyebabkan banjir parah yang menenggelamkan ribuan rumah dan pertokoan. Banjir di negara bagian AS ini disebut oleh Gubernur Louisiana, John Bel Edward sebagai bencana terparah yang sebelumnya belum pernah terjadi.

Edward juga sempat menyatakan Louisiana berada dalam keadaan darurat. Banjir di Louisiana ini disebut sebagai bencana alam terparah yang pernah melanda AS semenjak Badai Sandy menghantam Negeri Paman Sam pada 2012.

Dikabarkan, banjir ini telah menyebabkan 13 orang kehilangan nyawanya dan 110 ribu rumah yang rusak.

Badai Earl

Badai Earl sendiri terbentuk dari gelombang tropis di selatan Jamaika pada 2 Agustus. Namun, perlahan badai ini semakin menguat ketika bergerak menuju Belize pada 4 Agustus dengan membawa angin berkekuatan 130 kilometer per jam.

Ketika Earl berubah menjadi badai tropis, sudah ada 13 orang yang tewas akibat bencana tersebut menghantam Republik Dominika. Usai dari Republik Dominika, badai Earl berubah menjadi angin topan kategori satu dan menyebabkan kerusakan parah.

Hujan deras yang terus turun di Meksiko akibat badai Earl telah menimbulkan tanah longsor di beberapa titik. Negara bagian Puebla, Hidalgo dan Veracruz merupakan wilayah yang terkena dampak terparah. Dilaporkan, 54 orang telah kehilangan nyawanya akibat badai Earl.

Gempa Italia

Gempa berkekuatan 6,2 skala Richter mengguncang wilayah Italia bagian tengah pada 24 Agustus telah menyebabkan banyak warganya berduka. Laporan awal mengindikasikan Kota Amatrice yang berada tidak jauh dari pusat gempa menjadi wilayah terkena dampak terparah.

“Amatrice sudah tidak ada lagi, setengah dari kota telah hancur,” ujar Wali Kota Amatrice, Sergio Pirozzi, sebagaimana dikutip dari Seeker, Jumat (26/8/2016).

Berdasarkan foto-foto yang beredar, terlihat Kota Amatrice yang dipenuhi puing-puing bangunan dan hanya ada beberapa bangunan yang masih berdiri di bagian pinggiran kota.

Gempa di Italia yang terjadi dua hari lalu itu telah menyebabkan 267 orang kehilangan nyawanya dan puluhan orang lainnya hilang. Selain pemukiman warga dan korban jiwa, gempa itu telah menyebabkan beberapa warisan budaya di Italia ikut hancur.

Hingga saat ini masih kerap terjadi getaran atau tremor yang melanda wilayah Italia bagian tengah. Bahkan ada laporan getaran tersebut terasa hingga Roma, Florence dan Naples.

(Emirald Julio)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement