"Dengan kondisi jalan seperti itu, pada saat musim hujan akan sulit untuk dilalui, belum lagi banjir yang sering terjadi dan memutus akses ke desa lainnya," tutur Nasrum.
Sejak mengungsi, warga belum pernah kembali ke tanah leluhur mereka. Karena para eksodus tersebut sudah memilih menjadi warga negara Indonesia.
Sejak KontraS mendampingi para eksodus ini, mereka menemukan diskriminasi oleh pemerintah setempat. Mereka cenderung dianggap tamu di Mamuju.
"Harusnya menjadi perhatian khusus bagi pemerintah. Toh mereka yang eksodus walaupun tanah kelahirannya di Timor Leste, tapi saat ini mereka sudah menjadi warga negara Indonesia," tambahnya.
Narsum berharap, pemeritah mampu memenuhi hak-hak dasar para eksodus Timor Leste tersebut.
(Rachmat Fahzry)