Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tangisan Bayi Korban Banjir "Ogah-ogahan" Isap Air Putih dari Botol Susu

Oris Riswan , Jurnalis-Minggu, 25 September 2016 |15:08 WIB
Tangisan Bayi Korban Banjir
Foto: Antara
A
A
A

GARUT - Yani (46) berusaha menenangkan bayi lima bulan bernama Sri Endah dalam gendongannya. Bayi lucu itu sesekali menangis dengan lengan yang tak bisa diam.

Berkali-kali, Yani berusaha memasukkan dot pada botol susu bayi itu ke mulut Sri yang mungil. Sesekali bayi itu diam dan tampak asyik mengisap isi dari botol dot. Tapi kadang sang bayi juga berusaha melepas dot dari mulutnya dan kemudian menangis.

Bayi Sri tampak lebih sering ogah-ogahan menyedot isi botol susu itu. Apa penyebabnya? Ternyata isi dalam botol itu bukan susu, melainkan hanya air putih.

"Saya air susunya enggak keluar sudah beberapa hari ini, makanya si dede dikasih air putih," kata Yani di posko pengungsian Kampung Cimacan, Desa Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Minggu (25/9/2016).

Ia sendiri kebingungan untuk menyusui anak ketujuhnya tersebut. Sebab selain air susunya tidak keluar, pasokan susu formula untuk bayi di posko juga tidak lancar. Terakhir, ia mendapatkan susu formula dua hari lalu. Susu itu pun habis dalam waktu singkat karena susu yang diberikan adalah kemasan kecil.

Meski tak tega, ia akhirnya mengisi botol susu dengan air putih agar bayinya tidak kekurangan asupan cairan. Dalam benaknya, Yani sama sekali tak menginginkan memberikan sang anak air putih. Tapi kondisi saat ini memaksanya melakukan hal itu.

Rumahnya tersapu banjir, harta benda ludes, uang dalam sakunya pun benar-benar sekarat. Jelas sebuah beban besar dirasakan Yani. Tapi ia harus menghadapi itu dengan penuh ketegaran. Ia pun hanya bisa berharap adanya bantuan, terutama untuk sang anak. Ia ingin anaknya kembali bisa merasakan susu formula di saat air susunya kering.

Hal itu jauh lebih penting baginya saat ini. Ia ingin melihat anaknya tumbuh sehat dan mendapatkan asupan gizi yang cukup. Apalagi selain kekurangan pasokan susu, ia juga kekurangan pasokan bantuan berupa popok. Bahkan ia belum mendapatkan baju bayi hingga kini.

Tidak hanya itu, bayi Sri juga sedang batuk. Berkali-kali ia batuk saat dalam gendongan Yani. Berkali-kali juga bayi Sri terbangun dari tidurnya karena tak bisa menahan batuk. Ia pun tampak lemas di gendongan sang ibu. "Dari hari pertama ngungsi si dede sudah batuk. Tapi sampai sekarang enggak ada obat di posko," tutur Yani.

Lagi-lagi, ia tidak bisa berbuat banyak. Ia hanya bisa menyaksikan anaknya batuk dengan sesekali mengusap kepalanya yang memiliki rambut tipis. Ia tak punya uang untuk membawa anaknya berobat ke klinik atau rumah sakit. Kekuatan Yani saat ini adalah doa dan harapan. Ia tidak kehilangan optimisme bahwa kehidupannya akan bangkit setelah bencana banjir bandang yang merenggut harta bendanya.

(Risna Nur Rahayu)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement