JAKARTA – Nara Rakhmatia, diplomat cantik Indonesia yang satu ini tengah menjadi buah bibir masyarakat. Namanya melambung setelah mewakili Indonesia menjawab tuduhan pelanggaran HAM di Papua dari enam kepala negara dan pemerintahan Kepulauan Pasifik dalam Sidang Majelis Umum PBB di New York pekan lalu.
Kelugasan alumni FISIP Universitas Indonesia tersebut memang diagung-agungkan di Indonesia. Namun begitu, tidak banyak yang tahu bahwa setelah kisahnya beredar luas, Nara juga dibully di media sosialnya (medsos).
Informasi ini diungkap oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir saat mengobrol santai dengan awak media di Workroom Coffee, Cikini, Jakarta Pusat pada Kamis (29/9/2016). Pria yang akrab disapa Tata itu prihatin karena anak mentornya di New York itu diserang secara personal di medsos setelah sidang.
“Kamu tahu? Nara sekarang diteror di medsos setelah aksinya di Sidang Majelis Umum PBB. Dia diserang secara individu oleh kelompok separatis yang menghasut keenam kepala negara dan pemerintahan tersebut. Padahal seharusnya yang diperhatikan di sini adalah konteks sanggahan yang dia bawakan,” kata Tata.
Seperti diberitakan sebelumnya, Nara membalas pernyataan Presiden Nauru, Presiden Kepulauan Marshall serta empat Perdana Menteri dari Vanuatu, Kepulauan Solomon, Tuvalu dan Tonga terkait isu pelanggaran HAM di Papua dan Papua Barat.