Pemerintah Indonesia pada tahun 2009 menggali makam yang diduga kuat sebagai kuburan Tan Malaka. Dari liang lahat sedalam 2 meter itu petugas medis mengambil sampel 0,25 gram gigi dan 1,1 gram pecahan tulang manusia. Untuk membuktikan itu petugas medis akan melakukan tes Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) yang selanjutnya dicocokan dengan keluarga Tan Malaka yang masih hidup.
Namun, hingga kini pengumuman hasil tes DNA tidak pernah ada. Spekulasi yang berkembang, latar belakang Tan sebagai tokoh kiri diduga yang menjadi alasan pemerintah tidak membuka hasil DNA ke publik. Sementara hasil riset antropolog berkebangsaan Belanda Harry A Poeze yang menyebut jasad setinggi 163-165 cm dengan posisi tangan terikat ke belakang mengarah kuat pada Tan Malaka.
“Dalam setiap pekan selalu ada orang yang berziarah ke makam (Tan Malaka),“ terang Musripah.
Ada yang perorangan. Yakni datang secara sendirian. Namun, tidak sedikit yang berombongan. Sebagian besar, kata Musripah berasal dari luar Desa Selopanggung. Bahkan pada hari tertentu ada yang rutin bertahlil di depan pusara Tan. Makam itu tampak bersih dan terawat.
Tidak banyak tumbuh rumput liar di pusaranya. Setidaknya lebih bersih dibanding kondisi tahun 2015 lalu. Tempat Pemakaman Umum (TPU) itu berlokasi di area persawahan kaki Gunung Wilis.
Berjarak lebih dari 2 kilometer dari permukiman warga. Akses jalannya sempit dengan mutu jalan sangat buruk. Yakni aspal lama bercampur paving yang sudah amblas dan berlubang lobang. Hanya pengendara roda dua yang bisa melintas di sana.
Menurut Musripah, pemugar makam Tan Malaka diduga bukan dari pemerintah. Kemungkinan perorangan atau komunitas yang kerap berziarah.
“Sebab kalau pemerintah tentu warga lingkungan terdekat dengan makam tentu mendengar, “pungkasnya. Pihak pemerintah Desa Selopanggung maupun Pemkab Kediri belum bisa dikonfirmasi. Sebelumnya mantan Kades Selopanggung Zairi mengatakan bahwa sebagian besar warga Selopanggung berharap pemerintah segera memastikan status makam yang diduga kuat sebagai kuburan Tan Malaka.
Keterangan resmi pemerintah akan menjadikan Selopanggung sebagai salah satu daerah wisata sejarah. Bila di Blitar ada makam Bung Karno, di Kediri terdapat kuburan Tan Malaka. Kedua tokoh ini sama sama menyandang sebutan founding fathers.
“Dan secara ekonomi akan berpengaruh positif bagi kehidupan masyarakat Selopanggung,“ tuturnya.
(Arief Setyadi )