BOGOTA – Presiden Kolombia Juan Manuel Santos mengumumkan perpanjangan gencatan senjata dengan kelompok pemberontak Tentara Revolusi Kolombia, FARC pada Kamis, 13 Oktober 2016 waktu setempat. Langkah itu dilakukan untuk memelihara peluang perdamaian antara Pemerintah Kolombia dan FARC yang gagal setelah rakyat negara itu menolak referendum awal bulan ini.
Dilansir Associated Press, Jumat (14/10/2016), dalam pidato yang disiarkan di televisi, Santos mengatakan telah memperpanjang perjanjian gencatan senjata dengan pemberontak selama dua bulan dan akan berakhir pada 31 Desember 2016. Pidato itu disampaikan setelah bertemu dengan para pelajar yang menuntut implementasi perjanjian damai meskipun referendum telah menolaknya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Hasil referendum yang berlangsung pada 2 Oktober 2016 menyatakan rakyat Kolombia menolak perdamaian dengan pemberontak FARC. Hasil ini mengejutkan banyak pihak karena sebelumnya diduga rakyat negeri itu akan dengan senang hati menyambut perdamaian yang akhirnya tiba setelah lebih dari lima dekade.
Referendum menunjukkan sekira 50,2 persen suara menentang kesepakatan perdamaian yang diprakarsai Presiden Juan Manuel Santos dengan FARC, sementara 49,8 persen sisanya mendukung perdamaian. Perbedaan kedua kelompok mencapai 60 ribu suara dari total 13 juta pemilih.
(Rahman Asmardika)