BANGKOK – Indonesia dan Italia sepakat meningkatkan kerjasama di bidang ekonomi. Dalam aspek perdagangan, Negeri Piza mengajak Merah Putih menjajaki lebih lanjut kerjasama di bidang furnitur dan leather goods. Bahan-bahan tersebut menurut Menteri Luar Negeri Italia, Della Vedova sangat berlimpah di sana, dan tentu dengan kualitas yang tinggi pula.
Sebaliknya, Indonesia banyak mengekspor hasil perkebunan kelapa sawit (crude palm oil) ke Eropa, termasuk 36 persennya ke Italia, dengan nilai perdagangan mencapai USD1,03 miliar.
“Mengingat besarnya ekspor CPO Indonesia ke Italia tidak saja menjadikan pasar Italia penting bagi pengembangan perdagangan produk CPO kita. Tetapi, juga diharapkan dapat menjadi jembatan untuk Indonesia mengakses pasar-pasar di negara anggota Uni Eropa lainnya,” ujar Menlu Retno saat menghadiri KTT ke-21 Menlu ASEAN-Uni Eropa (AEMM) di Bangkok, Thailand pada 13-14 Oktober 2016.
Di sela-sela perbincangan kerjasama bilateral, Menlu Della Vedosa menyampaikan undangan dari Presiden Sergio Mattarella kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar berkunjung ke Italia. Undangan tersebut pastinya mendapat sambutan baik dari Menlu Retno yang berjanji akan menyampaikannya kepada Presiden Jokowi di Istana Negara.
Italia masih merupakan salah satu kekuatan ekonomi terbesar di Zona Eropa dan terkenal dengan produk 3F (food, fashion, furniture). Italia merupakan mitra dagang terbesar ke-19 bagi Indonesia, dengan total perdagangan bilateral sebesar USD1,7 miliar per Januari-Juli 2016. Tahun lalu, nilainya mencapai USD3,24 miliar.
Investasi Italia di Indonesia berada pada peringkat ke-16. Nilai investasinya USD15 juta untuk 27 proyek di triwulan pertama 2016 dan USD104,1 juta untuk 118 proyek pada 2015.
(Silviana Dharma)