JAKARTA – “Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia. Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satu, bangsa Indonesia. Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia,”.
Begitu petikan dari Sumpah Pemuda yang terucap dari para pemuda bangsa pada 28 Oktober 88 tahun yang lampau. Sekiranya, berapa dari kita-kita generasi bangsa saat ini yang fasih menghafalnya?
Berkunjung ke sebuah gedung tua di bilangan Jalan Kramat Raya Nomor 106 Kwitang, Jakarta Pusat, kita baru akan bisa menghayati, bagaimana sekumpulan pemuda dari berbagai daerah, menyatakan “persatuannya” pasca-digelarnya sebuah kongres (Kongres Pemuda II, 27-28 Oktober 1928).
Petikan sumpah itu terpampang dengan skala yang cukup besar di ruangan utama Museum Sumpah Pemuda. Kala memasuki ruangan itu, Okezone mendapati banyak anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) yang tengah asyik duduk bersila atau sesukanya, sambil menatap dinding bertuliskan sumpah itu.