Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

FBI Tidak Temukan Kaitan Trump dengan Rusia

Silviana Dharma , Jurnalis-Selasa, 01 November 2016 |17:28 WIB
FBI Tidak Temukan Kaitan Trump dengan Rusia
Trump menunjukkan sesuatu, didampingi Paul Manafort di kirinya. (Foto: UPI)
A
A
A

WASHINGTON – Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat menegaskan bahwa calon presiden usungan Partai Republik, Donald Trump, tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan Pemerintah Rusia. Hal itu dikatakan berdasarkan hasil penyelidikan FBI terhadap orang-orang di lingkaran dekat miliarder asal Kota New York tersebut.

New York Times, Selasa (1/11/2016), mengungkap bahwa sosok yang menjadi fokus penyelidikan FBI adalah Paul Manafort, ketua kampanye Trump setahun terakhir. Penyidik mencurigai veteran pengatur strategi politik Republik itu karena relasi bisnisnya dengan Rusia dan negara pecahan Uni Soviet lainnya.

Manafort diketahui juga memiliki kedekatan dengan Ukraina. Sebab, dia pernah menjadi penasihat bagi Viktor F Yanukovych, presiden Ukraina yang dimakzulkan pada 2014. Namun dalam kasus ini, FBI memusatkan penyelidikan hubungan antara Manafort dan pemerintah kleptokratis (atau korup) di Ukraina serta keuntungan yang diperolehnya.

Penelusuran yang dimaksud sudah mencakup pemeriksaan terhadap setiap surel dan pertukaran pesan elektronik lainnya. Akhir penyelidikan terhadap Manafort, pejabat FBI menyatakan statusnya bersih dari agenda politik Rusia.

Selain anak buahnya, si bos besar juga tak ketinggalan diselidiki. FBI dalam hal ini mencoba membuktikan rumor yang dihembuskan para pakar siber terkait koneksi keuangan antara Trump Organization dan bank terbesar di Rusia yakni Alfa Bank. Pemilik bank tersebut juga punya kedekatan hubungan dengan Presiden Vladimir Putin.

Penyelidikan ini membutuhkan waktu berminggu-minggu. Semua pertukaran data komputer antara Alfa Bank dan Trump Organization yang menunjukkan keganjilan dicermati. Sedikitnya 2.700 pesan harus dibuka dan dibaca FBI. Namun tak satu pun yang merujuk pada proses pemilu dan kampanye politik juragan real estate di Manhattan tersebut. Semua pesan murni berisi iklan pemasaran dari bank.

Pernyataan FBI dengan demikian mematahkan tudingan Presiden Barack Obama, Hillary Clinton dan Partai Demokrat yang meyakini bahwa Negeri Beruang Merah telah berpihak pada salah satu kandidat presiden di AS. Oleh karena itulah, banyak dari mereka tiba-tiba terkena skandal peretasan e-mail atau surat elektronik menjelang pilpres 8 November 2016. (Sil)

(Rifa Nadia Nurfuadah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement