Demi menguatkan hati dan menjaga emosi, para personel Polda Metro Jaya juga bahkan menggelar zikir dan doa bersama. Doanya tentu mengharapkan tidak ada gangguan dalam aksi demo 4 November dengan turut mendatangkan ulama ternama, Ustad Arifin Ilham.
“Ya Allah, berkahilah polisi dan TNI kami. Semoga penista agama diberikan hidayah dari Allah SWT. Semoga aksi damai ini berjalan lancar,” cetus Ustad Arifin Ilham dalam doanya di Masjid Al Kautsar Mapolda Metro Jaya, Kamis (3/11/2016).
(Baca juga: Doa Ustadz Arifin Ilham untuk Demo 4 November)
Massa yang berencana menggelar aksi unjuk rasa ini tidak hanya datang dari sekitar Ibu Kota. Melainkan juga dari beberapa daerah di Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Sumatera.
Sejumlah Perkantoran dan Pertokoan Pilih Tutup
Kian besarnya jumlah massa ini bahkan bikin takut beberapa pihak. Takut ricuh, takut rusuh dan akhirnya berubah chaos. Alhasil, beberapa kantor dan pertokoan memilih meliburkan para pekerjanya. Seperti di kawasan Jalam MH Thamrin, Jakarta Pusat dan Glodok, Jakarta Barat.
“Saya kemungkinan besar tutup toko besok. Pegawai diliburkan. Bukan apa-apa, sekadar antisipasi. Barang dagangan yang penting dan berharga dimasukkan lagi ke gudang. Ya namanya pedagang, wajar kalau jaga-jaga,” aku Romlan, salah satu pemilik toko di pusat bisnis Glodok, dikutip dari Koran SINDO edisi Kamis (3/11/2016).
Memang tidak semua kantor dan toko tutup. Tapi tetap saja isu bahwa demo 4 November berpotensi mengulang prahara 1998 tetap ada. Ini yang sebetulnya jadi pikiran yang salah.
Pasalnya, massa – terutama yang datang dari daerah ke Jakarta, ikut berdemo bukan untuk rusuh. Tapi murni untuk menuntut aparat menindak tegas penista agama. Seperti yang diungkapkan Agus, seorang demonstran yang datang dari Solo, Jawa Tengah.