HAVANA - Sebagai presiden, Fidel Castro memimpin Kuba selama hampir setengah abad. Pemimpin revolusioner Kuba tersebut berhasil membangun negara komunis di ambang perbatasan dengan Amerika Serikat (AS). Selama masa kepemimpinannya, Fidel Castro berhasil melawan upaya Amerika yang ingin menggulingkan kekuasaannya.
Diwartakan Reuters, Sabtu (26/11/2016) Fidel Castro meninggal pada Jumat 25 November 2016. Kesehatan Fidel Castro memburuk setelah ia mengalami penyakit usus yang nyaris membunuhnya pada 2006.
Dilansir dari BBC, Fidel Alejandro Castro Ruz lahir pada 13 August 1926. Ia tidak terdaftar secara sah sebagai anak seorang petani kaya, Angel María Bautista Castro y Argiz, yang bermigrasi dari Spanyol ke Kuba. Ibunya, Lina Ruz González, adalah seorang pekerja pertanian yang menjadi simpanan ayahnya, ia menjadi istri sah Argiz setelah Fidel Castro lahir.
Fidel Castro mengenyam pendidikan sebagai murid sekolah Katolik di Santiago, kemudian pindah ke El Colegio de Belen di Havana. Namun, dalam menjalani pendidikannya Fidel Castro tidak memiliki prestasi akademik yang baik sehingga ia memilih menghabiskan waktunya dalam kegiatan olahraga.
Pada pertengahan 1940, ketika menempuh pendidikan hukum di Havana University, Fidel Castro menjadi aktivis politik. Fidel Castro mengasah kemampuannya sebagai pembicara publik yang baik.
Fidel Castro mendapat kekuasaannya dalam revolusi 1959. Ia kemudian memerintah Kuba selama 49 tahun dengan tangan besi dan penuh kharisma. Fidel Castro berhasil menciptakan negara satu partai dan menjadi tokoh sentral dalam perang dingin.
Amerika Serikat dan sekutunya menjuluki Fidel Castro, "Iblis". Sebaliknya, sosok Fidel Castro dikagumi oleh kaum aliran kiri di dunia, termasuk sosialis Amerika Latin dan Afrika.
Transformasi Kuba dari bekas negara jajahan Amerika dan menjadi merdeka merupakan wujud perlawanan Fidel Castro terhadap Washington. Pria berjenggot tersebut berhasil menundukkan kekuatan sembilan presiden AS yang membombardirnya secara berturut-turut.
Ia berhasil menangkis invasi Amerika yang didukung CIA di Teluk Babi pada 1961, serta berhasil menggagalkan upaya pembunuhan yang tak terhitung jumlahnya. Fidel Castro menjalin aliansi dengan Moskow serta membantu memicu Krisis Misil Kuba pada 1962. Selama 13 hari lamanya, Kuba dan Rusia terlibat konfrontasi dengan Amerika Serikat. Dan dari aksinya ini Fidel Castro nyaris membawa dunia ke dalam perang nuklir.
Mengenakan seragam militer hijau dan mengunyah cerutu adalah gaya ciri khas utama Fidel Castro selama bertahun-tahun kekuasaannya. Ia terkenal dengan pidatonya yang berisi retorika menyala-nyala ditujukan untuk menyindir Amerika Serikat.
Di negaranya, ia menyapu bersih kapitalisme dan memenangkan dukungan terkait kebijakannya mendirikan sekolah dan rumah sakit bagi orang miskin. Selain itu, Fidel Castro juga menciptakan legiun bagi musuh dan kritikus yang dikonsentrasikan di wilayah pengasingan di Miami bagi mereka yang melarikan diri.
Pada akhirnya, bukan upaya gempuran dari Washington maupun runtuhnya komunisme Soviet yang mengakhiri kekuasaan Fidel Castro. Gerogotan penyakitlah yang memaksanya menyerahkan kekuasaannya kepada adik laki-lakinya, Raul Castro, pada 2006. Raul resmi menjadi presiden Kuba pada 2008.
Meskipun selalu memuliakan kakaknya, setelah mengambil alih kekuasaan, Raul Castro mengubah beberapa kebijakan di Kuba. Ia memperkenalkan reformasi model ekonomi pasar dan setuju dengan wacana membangun kembali hubungan diplomatik dan mengakhiri permusuhan dengan Amerika Serikat pada Desember 2014.
Enam minggu pascawacana tersebut dibuat, Fidel Castro ditawari untuk mendukungan tercapainya kesepakatan damai tersebut. Publik pun bertanya-tanya, apakah Fidel Castro akan menyetujui untuk mengakhiri permusuhan dengan musuh lamanya atau tidak.
Di penghujung hidupnya, Fidel Castro menyaksikan kunjungan Presiden AS Barack Obama ke Kuba awal tahun ini. Sebuah perjalanan pertama seorang presiden AS ke Kuba sejak 1928.
Sejak tak lagi menduduki kursi kekuasaan, Fidel Castro mengisi hari-harinya dengan menulis di surat kabar. Ia mengomentari berbagai permasalahan dunia. Tak hanya itu, sesekali bertemu dengan para pimpinan negara lain meski tengah tinggal di semi-pengasingan.
Kematian Fidel Castro memunculkan pertanyaan tentang masa depan Kuba. Tapi tampaknya hal ini tidak akan memicu krisis karena Raul Castro (85) adalah pemimpin yang tegas dan menempatkan dirinya secara kuat pada kekuasaannya.(rav)
(Rifa Nadia Nurfuadah)